Rabu, 21 Desember 2011

HASIBUAN DI SIBUHUAN. LUHAT BARUMUN DI PADANGLAWAS


SEJARAH LUHAT DJANDJILOBI DAN LUHAT HASAHATAN DI BARUMUN
SEBUAH  LEGENDA NYATA DI SIBUHUAN
PADANG LAWAS

Secara sederhana
Oleh Ramhasbi 

Mengenang Luhat Djandjilobi dan Hasahatan di Sibuhuan pada abad ke 15  Tahun 1495 merupakan suatu fakta sejarah di Luhat Barumun yang tidak dapat dipisahkan dengan legenda masyarakat hingga saat ini, secara geografis wilayah Sibuhuan di Barumun, masih satu wilayah dengan Padang Lawas ini dapat disimpulkan dengan adanya banyak percandian (Pura/Stupa) di temui di sepanjang aliran Sungai Barumun yang berhulu di Sibuhuan. Candi- candi ini adalah peningggalan bekas peradaban Hindu yang diperkirakan peninggalan Raja Rayendra Cola I  yang memulai peradabannya di daerah antara Barumun dengan Padang lawas.
Bangunan bangunan ini  merupakan bangunan Stupa terluas di provinsi Sumatra Utara, karena Candi Bahal arealnya melingkupi kompleks Bahal I sampai Bahal III. Singkat kata Kerajaan ini meninggalkan satu komplek percandian Di Padang Lawas dan Barumun sebanyak 16 Pura /Stupa/Bangunan Candi, diduga Stupa-stupa tersebut dibangun seabad pada masa pemerintahan Kerajaan Panai,di Sumatera bagian Timur.

Pada awalnya Raja Rayendra Cola disamping siar agama,  keinginannya menemukan daerah Padang Lawas, kemungkinan factor penyebabnya adalah karena hasil rempah rempah yang melimpah serta disepanjang sungai barumun sering ditemukan butiran emas, ini di yakini karena dengan cara tradisional para penduduk sering Mendulang emas, timbul  dugaan kuat bahwa butiran emas ini berasal dari Hulu Barumun sehingga tahun 1025 dan 1030 Raja Rayendra Cola memutuskan untuk membuka perkampungan sekaligus tempat peradaban dengan membangun stupa dibeberapa tempat di pinggiran Sungai Barumun. Penghuninya pada masa itu masih dibilang sangat langka/jarang, belum ada satu kesatuan atau kelompok peradaban manusia atau peraturan adat sebagai aturan hukum dalam ikatan masyarakat yang berbentuk sebuah kerajaan.
Pada Abad ke 11 Rayendra Cola, Sekitar Tahun 1025 – 1030 dari Kerajaan Tanjore (India Selatan), masuk melalui Muara Aru Barumun didaerah Panai, untuk  memperluas kekuasaannya mulai menyusun strategi penyerangan ke beberapa  wilayah di Sumatera. 

Pada tahun 1025  Rayendra Chola menyerang Kerajaan Sriwijaya dan menangkap Raja Sriwijaya,sekaligus menguasai kesultanan Sriwijaya, namun system pemerintahan di kerajaan tetap berlanjut dan segala keputusan harus melalui pimpinan Raja Chola yang sebelumnya Tahun 1023 juga menaklukkan kerajaan Panai di daerah muara aliran sungai Barumun, Selanjutnya menyerang daerah Tapanuli bagian selatan (Sidempuan)  mulai dari Perbatasan Mandailing sampai Sipirok  daerah ini menjadi kekuasaan Raja Cola sehingga daerah itu disebut daerah Hang Chola yang pada angkhirnya  disebut Angkola.
Akhir  kekuasaan Rajendra Chola I. Mulai hengkang dari angkola karena pada saat itu wabah penyakit menular sejenis Lepra meluas di Angkola inilah salah satu paktor  penyebab orang orang dari Raja Chola meninggalkan Tapanuli bagian selatan.
Setelah mengahiri masa kejayaannya di kerajaan Panai maka pada tahun 1299-1512 berdiri Kesultanan Aru Barumun didaerah Panai Labuhan Bilik  dibawah pimpinan Sultan Malik Al Mansyur keturunan anak dari Malik Al Saleh dari Kerajaan Pasai.
Barumun adalah nama sungai yang membentang antara Barumun dengan Padanglawas yang merupakan sarana transportasi air pada zaman dahulu kala sedangkan Aru Barumun adalah sebuah kesultanan yang terletak dimuara sungai Barumun Labuhan Bilik Sumatera bagian Timur yang merupakan kerajaan pertama menganut agama Islam di Indonesia, berdekatan dengan jalur pelayaran Internasional di Selat malaka sehingga Kesultanan Aru Barumun yang merupakan bagian dari kerajaan Pasai Dijadikan  tempat transit oleh pedagang Islam dari berbagai Negara sehingga Sumatera merupakan daerah yang  pertama menganut agama Islam yang dibawakan oleh pedagang pedagang Arab.
Jadi jelas Sungai Barumun di Sibuhuan sudah dikenal sejak pada abad ke 11 ini dimungkinkan dari aliran sungai Barumun yang mengaliri daerah mulai bagian dari Hulu Barumun di Sibuhuan mengalir bertemu aek sihapas dan Batangonang terus ke sungai Binanga bertemu sungai Batangpane di Gunungtua terus mengalir ke Panai hulu melewati Kota Pinang dan Labuhan Batu yang pada akhirnya bermuara di Aru Barumun Labuhan Bilik sekitar Selat Malaka.  Karena aliran sungai barumun pada zaman itu merupakan sarana  transportasi jalur perdagangan  untuk mengakut hasil bumi dari Hulu Barumun hingga  ke Muara  Aru Barumun di Labuhan Bilik. Inilah salah satu paktor penyebab Pura /  Stupa posisinya dibangun oleh Raja Chola Selalu dipinggiran sungai Barumun.  kemudian SultanMalik Al Mansyur keturunan anak dari Malik Al Saleh dari Kerajaan Pasai menjadikan  kerajaan yang berlokasi di Muara Barumun itu dinamakan kesultanan Aru Barumun.

SIBUHUAN di Wilayah HULU AEK BARUMUN pada masa itu belum ada peradaban manusia karena daerah itu merupakan Hulu Sungai Barumun,jadi Hulu Barumun sudah ada sejak abad Kerajaan Panai bahkan sejak mata air yang keluar dari kaki gunung Bukit Barisan dan nama Sibuhuan belum terucap lahir, yang ada hutan belantara,yang berada di sekitar gunungBukit Barisan yang memisahkan Siabu Panyabungan di Mandailing dengan Siraisan, Siundol dan Pagaran Bira di Barumun,kalau dari Mandailing/Panyabungan Tonga mungkin  masuk dari Banjar Sibaguri Hutasiantar sekitar Aaeksimata ke arah Gunung Baringin dan Gunung Bukit Barisan inilah yang memisahkan Panyabungan dengan Janjilobi/Sibuhuan setelah  Sigiring-Giring sedangkan jalan utama ke Sigiring Giring masuk dari daerah Hasahatan/Sibuhuan akan tetapi lebih dekat dari arah Janjilobi/Sibuhuan dengan cara potong kompas (mamintas).
ASAL HASIBUAN. Pada Abad ke 15 (Tahun 1455) Radja Hasibuan sian Sigaol  dari Toga Sobu turunan Tuan Sorba Dibanua dari si Radja Batak (I) Pertama  setelah Guru Isumbaon.  Radja Hasibuan mempunyai anak laki 5(lima) orang

                                        Si Radja Batak I
                                                     \
                G.T.Bulan --  Guru Isumbaon --  Toga Laut
                                                       \
                                  Tuan Sori Mangaradja --  Raja Asi Asi --  Sangkar Simalidang
                                                         \
            T. Sorba Didjulu -- Tuan Sorba Dibanua -- T. Sorba Didjae
                                                           \
                                                Toga Sobu (Tahun 1455)
                                                             \    
   Radja Tinandang (Sitompul) --  Radja Hasibuan (Sigaol Toba)
Anak Radja Hasibuan (Sigaol Toba) dari kelima  orang tersebut :
1.    Anak Pertama  Radja  Mardjalo.
2.    Anak Ke Dua    Guru Mangaloksa.
3.    Anak Ke Tiga  Guru Hinombaan.
4.    Anak ke Empat Guru Maniti.
5.    Anak Ke Lima  Guru Mardjalang.

Mohon Maaf… untuk anak perempuan tidak diuraikan karena system Paradaton Batak anak perempuan tidak dicantumkan dalam Stamboom, namun Dalihan Natolu tetap Dihormati (Kahanggi, Mora asa Anakboru) tetap mar Siamin Aminan, yang kira kira  artinya Sahata hamu Sakahanggi, olo mangihutkon hata ni Mora janamalo elek tu  maradu anak boruna.
Untuk sekedar mengetahui si Opat Pusoran di Marga Hasibuan dari anak ke 2(dua) Guru Mangaloksa dijelaskan sekilas saja, kemudian Radja Tinandang yang merubah namanya menjadi Sitompul adalah kakak beradik dengan Radja Hasibuan akan tetapi lebih tua  Radja Tinandang. selanjutnya kami akan membahas dari Anak ke 5(lima) Guru Mardjalang yang pergi ke Barumun dan tetap  memakai  Marga Hasibuan.

Si Opat  (4) Pusoran. Pusoran di Barumun  artinya pusat Kisaran atau Putaran bila gambarannya dengan sungai berarti pusat kisaran air sungai  pada muara atau lubuk pada sungai itu, dan bila gambarannya dengan  Pusoran pada Manusia mengarah ke sikap dan tanda kepribadian manusia yang selalu di lihat bagian Kepala, Manusia dilahirkan dari satu genetis terkadang membawakan watak masing- masing namun kepribadian cenderung sama, bagaimana hubungannya dengan turunan Marga Hasibuan disebut  si Opat Pusoran ???....   kami tidak jarang menemukan secara langsung di lapangan bahwa perdebatan menegenai keberadaan si Opat Pusoran di Marga Hasibuan  yang selau menganggap bahwa opat Pusoran itu Hasibuan, Lumbantobing,  dan Hutagalung  disebut dipusoran itu ini sebenarnya kurang tepat yang sebenarnya adalah ; dari Anak Ni Radja Hasibuan itu yang bernama Guru Mangaloksa yaitu Anak ke 2 (dua) dari lima bersaudara dan  pergi ke Silindung Tarutung dan membuka Huta disana dari Guru Mangaloksa ini lahir anaknya 4 (empat ) orang laki-laki yaitu :
1.    Anak Pertama   Si Hutabarat.
2.    Anak Ke Dua     Si Panggabean.
3.    Anak Ke Tiga    Si Hutagalung.
4.    Anak ke Empat  Si Hutatoruan.

Inilah yang disebut si Opat Pusoran, merupakan cucu si Radja Hasibuan dari anaknya Guru mangaloksa. Sedangkan Lumbantobing dan Hutapea adalah cucu si Guru Mangaloksa  dari anaknya si Hutatorun, kemudian dari keturunan Guru Mangaloksa dari genetis jalur Radja Hasibuan menjadi Raja-Raja di Bonan Dolok.

Islam di Kesultanan Di Aru Barumun.
Sejak keberadaan Kesultanan Aru Barumun sebagai bagian dari kerajaan Pasai dari Aceh sejak awal sudah  menganut Agama Islam.
Pada Abad ke 7 Tahun 674  M Islam sudah masuk ke Indonesia melalui Aceh utara diwilayah Pasai namun belum begitu dikenal namun perkampungan orang orang arab maupun dari berbagai Negara yang masuk Islam  sudah ada di Aceh kemudian baru mengalami perkembangan pada Abad ke 13, Tahun1292.
Islam di Indonesia disebar luaskan secara damai tidak ada unsur paksaan dan berjalan sesuai proses dan kaidah kaidah secara islami,  ini tidak terlepas dari peranan para Pedagang, yang sebelumnya sudah memeluk agama Islam, para muballiq, kesultanan yang ada diseluruk pelosok Nusantara.
Jadi Bila dihubungkan dengan kelahiran Islam ditanah  Arab yang dibawakan Oleh Nabi Besar Muhammad S.A.W.dengan kehadiran  Islam di Indonesia hanya selang selama  64 Tahun  Pada Tahun 610 M.Nabi Muhammad menerima Wahyu pertama dari Malaikat Jibril di Gua Hiro dilereng Bukit  Hiro dimana pada saat itu malaikat Jibril memerintahkan  Nabi Muhammad untuk membaca wahyu yang diturunkan Allah SWT pada bulan Romadhon ketika umur Nabi Muhammad pada saat itu menjelang  usia 40 tahun
NABI MUHAMMAD SAW.Pada Tahun  570 Lahir di Mekah pada hari Senin tanggal 12 Rabiulawal Tahun  pada saat itu disebut  Tahun Gajah dan pada tahun 595 Menikah dengan Khadijah kemudian pada tahun 610 Menerima wahyu (I) dari Allah SWT yang disampaikan Malaikat Jibril maka Islam pun Lahir Ke Dunia melalui Tanah Arab.  Aminnn..

Kesultanan Malaka (14001511).Adalah sebuah kerajaan besar disemenajung Malaya didirikan oleh Parameswara, seorang putra Melayu berketurunan Sriwijaya, kesultanan ini cukup ditakuti dan keberadaannya selalu diperhitungkan oleh kesultanan lain, karena Cina dengan Malaka sejak lama sudah menjalin hubungan diplomatic yang baik, maka dengan cara Bagaimanapun Cina mulai memikirkan  betapa pentingnya mendapat tanah di kawasan kota untuk keperluan tempat tinggal dan pemiagaan maka cinapun memainkan perananpolitik solidaritas, agar tujuannya dapat tercapai maka Pada tahun 1411, Raja Malaka pernah melakukan kujungan balasan ke Cina yang terdiri dari isteri dan menteri menterinya sehingga Kesultanan ini berkembang pesat didaerah selat malaka dan menjadi sebuah pelabuhan terpenting di Asia Tenggara.
Akhirnya dalam kurun waktu beberapa tahun, tanah-tanah orang Melayu di kawasan kota dan pantai yang strategis, secara ekonomis mulai dikuasai oleh etnis Cina.
Parameswara yang bergelar Sultan Iskandar syah Raja pertama  yang mendirikan Kesultanan Melayu ditepi sungai berkam disemenanjung Malaya ditempat ini dijadikan Pusat pemerintahan Malaya karena tampatnya yang strategis disemenanjung Malaya serta daratannya yang luas dan subur, konon Raja Sultan Iskandar syah memberikan nama daerah ini daerah Malaka karena daratan tersebut ditumbuhi pohon malaka yang cukup rindang sehingga Sultan Iskandar Syah sering berteduh didaerah ini sambil melakukan kegiatan itirahat maupun kegiatan lain diluar kegiatan kesultanan kemudian daerah ini juga sering disinggahi para Pedagang untuk berteduh dibawah pohon Malaka sehingga daerah ini disebut daerah Malaka dengan berdirinya kesultanan yang dipimpin oleh Sultan Iskandar Syah Maka kesultanan ini di sebut  Kesultanan Malaka.

Kesultanan Aru Barumun.
 Sejak keberadaan Kesultanan Aru di Muara Barumun pada masa masa kejayaannya sejak dari Sultan Malik Al Mansyur putera malik Al saleh Dari Kerajaan Pasai kemudian digantikan Sultan Hassan Al Gafur dan pada tahun 1336 sampai Tahun 1361digantikan Firman Al karim, pada zaman inilah kesultanan Aru Barumun dibawah pimpinannya selalu mendapat serangan berkali kali dari berbagai kesultanan yang datang dari berbagai kerajaan lain yang ada di Indonesia, salah satunya adalah kerajaan Madjapahit mencoba menggempur Kesultanan Aru Barumun akan tetapi pasukan laut nya dapat membendung  Pasukan Madjapahit  dan akhirnya kekuatan Madjapahit terpukul Mundur oleh Pasukan laut dari kesultanan Aru Barumun.

Kesultanan Malaka Di Aru Barumun.
Pada Tahun 1459 s/d 1462 Kesultanan Aru Barumun digantikan oleh Sultan Hamid Al Muktadir  baru berusia Kira kira 3 tahun lebih berkuasa,maka pada
tahun 1469, kesultanan Aru Barumun diserang oleh kesultanan Malaka dibawah pimpinanSultan Mansyur Syah yang berkuasa pada tahun (1459—1477) yang memerintah pada masa awal puncak kejayaan Kerajaan Malaka
Dalam invasinya ke kesultanan Aru Barumun semua Angkatan Laut Aru Barumun Dihancurkan daerah perbentengan dirobohkan bangunan bangunan dibumihanguskan oleh Pasukan Kerajaan Malaka, karena Sebelumnya Keberadaan Kesultanan Aru Barumun di bagian selat Malaka yaitu di muara Sungai Barumun Labuhanbilik selalu mengenakan biaya pajak setiap pedagang, hal ini mengganggu keberadaan Kerajaan Malaka yang melakukan system perdagangan bebas di sepanjang semenanjung Malaka inilah salah satu penyebab invasi malaka terhadap aru Barumun.
Malaka Sebagai Pelabuhan bebas, telah menjadi simbol kemegahan bangsa Melayu, atas kemajuan dalam berbagai bidang yang dicapainya.,sebagai daerah Semenanjung yang yang diapit oleh Selat malaka dengan Sumatera. dalam konteks aktivitas penduduk sehari hari beranggapan bahwa Keberadaan mereka tidak berbeda dengan penduduk lainnya,mereka beranggapan serumpun dari sama sama suku melayu dan kenyataanya memang demikian hingga sekarang, solidaritas antara sesama suku suku  di Semenanjung dan Sumatera juga sangat akrab seiring dengan kebudayaannya, termasuk hubungan dagang, dan politik.  (salah satu peninggalannya sampai sekarang yaitu adanya kesamaan tentang persepsi lagu daerah Indonesia dengan Malaysia dan sama sama mengklaim lagu daerahnya).
Kesultanan Malaka juga banyak memiliki tentara bayaran yang berasal dari tanah Jawa., para tentara ini akhirnya memeluk Islam. Ketika mereka kembali ke Jawa, secara tidak langsung, mereka telah membantu proses penyeberan Islam di tanah Jawa. Islam kemudian tersebar di Pulau Jawa, Proses penyebaran Islam di Indonesia/ proses Islamisasi tidak terlepas dari peranan para pedagang, bangsawan yang tergabung dengan kelompok para Wali Wali di Pulau Jawa.

Guru Mardjalang Ke Barumun.  Sungai Barumun sudah dikenal Sejak keberadaan Rajendra Chola menguasai Panai pada abad ke 11,  posisinya membelah dataran Padang Lawas dengan Barumun sehingga alirannya
menelusuri daerah pedalaman di wilayah  Barumun Tapanuli Bagian Selatan  sampai daerah pesisir bagian timur Sumatra Utara.
Setelah kerajaan Aru Barumun runtuh pasca Invasi kerajaan Malaka dibawah Pimpinan Sultan Mahmud SyahTahun 1469,dan terjadi kekosongan kekuatan politik,   Muara Aru Barumun berubah menjadi status quo maka pada tahun 1509 portugis mengunjungi Sultan Mahmud Syah di kesultanan Malaka atas invasinya terhadap Kesultanan Aru Barumun dan menjalin hubungan kerja sama namun dibalik itu Portugis secara diam diam memainkan peranan  politiknya terhadap Kesultanan Malaka sambil mencari cari kekuatan pertahanan malaka  setelah semua peranan politik Portugis terhadap Malaka dapat tercapai Maka Pada Tahun 1511 Bangsa Portugis dibawah pimpinan  Alfonso d’Alberquerque meyerang Malaka,Sultan Mahmud Syah Meminta Bala Bantuan Negara Cina sebagai kerabatnya  kepada Dinasty Ming dengan maksud supaya dapat membantu Sultan Malaka dalam menghadapi serangan Portugis. Akan tetapi Dinasty Ming menolak   tawaran   itu   dengan berbagai alasan yang terjadi di Negaranya, Akhirnya Malaka pun jatuh ke tangan Portugis.

Dengan kekosongan politik yang berkepanjangan di Aru Barumun maka Pada tahun 1802-1816, di bawah pimpinan Fachruddin Harahap, dari Gunung Tua yang bergelar Baginda Soripada, merebut sebagian Hulu Barumun dari bekas Kesultanan Aru Barumun, kemudian Pada Tahun 1820 Kotapinang dibangun kembali oleh Alamsjah Dasopang dan menjadi tuanku KotaPinang. Namun sebelumnya pada tahun 1469 dan sebelum Invasi Portugis ke Malaka saat saat suhu politik antara Portugis dengan Malaka memanas, situasi di Muara Barumun terlepas dari berbagai pengamatan para kesultanan, maka Pada Abad ke 15 kira-kira Pada tahun 1495 melalui Aliran Sungai Barumun Guru Mardjalang memulai peradabannya Di Lobu Botung Dipinggiran Hulu Sungai Barumun lokasi ini  kurang lebih berjarak 1 km dari Hasahatan yang sekarang,    penghuninya pada saat itu belum ada kelompok peradaban manusia atau peraturan adat belum sepenuhnya ada, secara adat aturan hukum dalam ikatan masyarakat juga belum sepenuhnya terbentuk, disinilah Guru marjalang membuka perkampungan dengan latar belakang tetap memakai Marga Hasibuan jurusan Botung maksudnya  Marga Hasibuan yang di bawakan sesuai jalur genetic dari ayahnya Raja Hasibuan dari Sigaol Toba,sedangkan versi Botung disesuaikan dengan tempat nya di Lobu Botung di Hulu Barumun.
Hasahatan.   Disinilah asal muasal Hasibuan Botung di Barumun Salah satu keturunannya yang paling cepat ditemukan saat ini walaupun sebahagian belum mengenalnya adalah saya sebagai penulis legenda ini.
Pada Dasarnya Guru Mardjalang dengan Rumpun marganya Hasibuan versi Botung mendiami seluruh luhatnya kemudian Mencari dan mengajak satu persatu dari berbagai tempat disekitarnya untuk membentuk sebuah perkampungan yang kemudian disebut luhat,Untuk membentuk suatu luhat sekaligus menjadi pengetua adat haruslah ada aturan hukum yang harus ditetapkan yang harus dipatuhi.  Untuk menjalankan pemerintahan huta dan luhat dibentuklah sistem Paradaton  yang mengatur sedemikian rupa dengan berlandaskan prinsip kekeluargaan yang disebut DALIHAN NATOLU dengan adanya aturan ini sudah merupakan hukum dasar dalam ikatan masyarakat.
Kemudian penyebab Guru Mardjalang migrasi ke Barumun tidak dibahas dalam tulisan ini,- itu kami anggap sebagai urusan internal di Sigaol Toba dan kehadirannya di Barumun kami ucapkan Mauliate ma Ompung nami atas keberadaannya sebagai Mulajadi turunan Marga Hasibuan di Tapanuli Selatan yang Asalnya Topak sian Lobu Botung di Hulu Barumun.

HASAHATAN, DJANDJILOBI DAN SIBUHUAN.
DI LUHAT BARUMUN

HASAHATAN.Suatu Nama Luhat perkampungan yang tidak asing DiLuhat Barumun satu diantara ketiga nama ini, lahir dari tangga halaman Lobu Botung dipinggiran Hulu Sungai Barumun. Setelah  beberapa tahun kemudian Lobu Botung secara perlahan menjadi suatu luhat  dan kampung kampung pemukiman pun mulai beridiri sebagai pagaran huta (anak huta) disekitarnya, salah satunya adalah Huta Binabo tempat Huta kakak beradik yaitu Parmato Sopiak dan Datu Bitcu Rayo.yang membawa Marga Daulay, Matondang dan Batubara.  Huta- huta yang berstatus Pagaran tetap bernaung dan berhaluan ke huta Bona Bulu  yaitu Lobu Botung.
Pada awal abad 16 Lobu botung berencana dipindahkan ke huta Hasahatan karena huta ini dianggap strategis. Maksudnya Kalau pada suatu saat Huta Bona Bulu/Lobu Botung  berhubungan dengan Huta Pagarannya sebagai anak huta, misalkan Pokat Sahudon  atau kegiatan tertentu baik itu kegiatan Siriahon (pesta) maupun Siluluton (duka cita) tentu segala hal aktivitas mudah tercapai. Hal ini terbetik dalam hati karena  sebelumnya di huta ini sudah didirikan sejenis Sopo Godang (pos perkumpulan) dan di tempat ini penduduk pagaran sering menitipkan atau bahasa barumunnya panyahatan maksudnya hasil hasil  pertanian dan perkebunan untuk dijual ke pasar yang ada di Pinggiran Sungai Barumun  sekitar Lobu Botung, kala itu hari onan kegiatan pasar hanya sekali seminggu (hari Poken) hingga kampung ini dinamakan huta Panyahatan dan akhirnya disebut Hasahatan.Keberadaan Hasahatan tidak terlepas dari kebijaksanaan dari Huta Bona Bulu/Lobu Botung yaitu Namora Sinde Tua  inilah yang disebut Guru Mardjalang orang yang diduga merubah namanya setelah sampai di Hulu Barumun dan orang pertama yang membuka Kampung Hasahatan dan mengatur turunannya menjadi Raja Raja Diluat Hasahatan tetap memakai Marga Hasibuan Jurusan Botung.

    Namora Sinde Tua
                 \
Ompun Sodoguron  --  Ompun Panahan Tunggal -- Ompun Pangulu Radja

Dengan berdirinya huta Bona Bulu dibentuklah satu Pemerintah huta Luhat Hasahatan, dibawah kekuasaan tetua adat Disebut Kuria, segala hasil musyawarah yang dicapai diputuskan oleh Kuria yang bertempat tinggal di Bagas Godang (kediaman sang Raja).
Namora sinde Tua sebagai yang mengatur Raja-raja maka di tunjuk salah satu turunan nya untuk duduk dalam Hakuriaan tersebut yaitu Ompun Sodoguron, untuk menjalankan pemerintahan di Luhat Hasahatan yang disebut Patuan. kekuasaan Kuria, ini membawahi semua huta Pagarannya yang ada didaerahnya (Luhatnya).

DJANDJILOBI.  Luhat Djandjilobi, Masih merupakan pecahan dari tangga halaman Lobu Botung dipinggiran Hulu Sungai Barumun yang tidak jauh lokasinya, kira kira 5 km dari Luhat Hasahatan diantara kedua luhat ini terbentang jalan raya yang menghubungkan Hulu Barumun di Siraisan ke Pasar Sibuhuan sehingga membelah kedua Luhat ini sekaligus menjadi tapal batas antara Luhat Hasahatan dengan Luhat Djandjilobi.(sekarang Jln Raya KH. Dewantara)
Djandjilobi dibawah  pemerintahan Huta Bona Bulu Yaitu Mahodum Pangulu Bosar  adalah  orang yang pertama Mambuka Huta Djandjilobi sekitar 1539 – 1617. Dengan kronologisnya sebagai berikut :
Sutan Bangun dari Ompun Sodoguron punya anak 3 Tiga) orang putra  Yaitu Ompun Bangun, Ompun Taronggal, dan OmpunLumindak.
  
       Ompun Bangun  --  Ompun Taronggal -- Ompun Lumindak
      ( Mondang Lamo )         ( Tanjung )               ( Paringgonan Matua )              
                    |
           Mangaradja Parlindungan

Ke3 (tiga) anak Sutan Parlindungan ini yang paling tua adalah ompun Bangun kala itu pergi dari Lobu Botung menuju Mondang disana dia membuka huta yang baru, Ompun Taronggal membuka Huta di Tanjung dan Ompun Lumindak membuka Huta di Paringgonan Matua. Ompun Bangun  sengaja memisahkan diri dengan saudaranya yang ada di Lobu Botung, pergi ke Huta Mondang/Pinarik dan mendirikan Huta Bona Bulu kembali,kemudian Ompun bangun mempunyai cucu dari anaknya Mangaradja Parlindungan dengan nama Sutan Bangun Mulia Tandang Hombing Djongdjongdari nama ini Lahir anaknya 4 (empat) orang  ;

1.     Sutan Naparas  (Mambuka Huta di Hutaradja Lamo, Sosa djae)
2.     Sutan Baginda Radja (Mambuka Huta di Pinarik)
3.     Sutan Parlindungan (Tetap tinggal di Mondang)
4.     Mahodum Pangulu Bosar  (Djandjilobi)

                                                            Ompun Bangun
                                                                                  (Mondang Lamo)
                                                                     |                   
                                               Mangaradja  Parlindungan 
                                                                     |
Sutan Bangun Mulia Tandang Hombing Djondjong
                                                                     |                             
      Sutan Naparas    ---   St. Bag. Radja   ---  Sutan Parlindungan    ---   Mahodum Pangulu Bosar
 ( Hutaradja Lamo Sosa Djae )       Pinarik )                         ( Mondang )                          ( Djandjilobi )
   

Anak yang ke 4 (empat) dari empat bersaudara bernama Mahodum Pangulu Bosar (masa kecilnya disebut Djabulung Botik) inilah orang yang pertama membuka luhat dengan nama Djandjilobi.
Legenda /Cerita yang masih bisa didengar dikalangan masyarakat asal muasal pembukaan Luhat ini dengan nama Djadjilobi.  Pada abad ke 15 sekitar tahun 1539-1617  Mahodum Pangulu bosar ingin memisahkan diri dari Modang mungkin ini sengaja untuk agar keutuhan dalam persaudaraannya tetap terjaga dengan ketiga  abangnya yaitu Sutan Naparas, Sutan Bag. Radja dan Sutan Parlindungan  biasanya  dihalak kita Batak Anak siampudan  adalah anak yang terakhir yang harus tinggal sipanjago Huta. Tapi ini tidak demikian Mahodum Pangulu Bosar Pergi kearah Sungai (Aek) Galanggang mencari perkampungan untuk memulai Huta Bona Bulu,  untuk memastikan apakah daerah ini layak dijadikan Perkampungan maka beliau pergi ke Dolok Binubu di Padang Luar dengan membawa seekor ayam putih, dari dolok Binubu ini melepas dengan cara menerbangkannya ke arah sungai Galanggang kemudian ayam lepas dan terbang menuju arah Hulu Sungai Galaggang, tepatnya kira kira 2 Km dari Jembatan Galanggang (yang sekarang) disinilah Mahodum memulai Membuka Huta namun karena sesuatu dipindah ke arah Haruaya Sisumur (Sekarang jalan Raya Djandjilobi) agar perkampungan itu dinilai lebih tepat maka dipindahkan lagi ke Djandjilobi (yang sekarang) disinilah Mahodum mulai membangun Huta/Kampung untuk memulai peradaban yang baru dengan prinsip dasar kekeluargaan yang disebut  DALIHAN NATOLU  satu persatu beliau  mengajak orang perorang dari luar luhat  maupun yang ada disekitarnya.
Suatu hari Mahodum Pangulu Bosar mengumpulkan masyarakat seadanya  untuk musyawarah/berjanji membangun Rumah, dalam permusyawarahan itu mereka sudah mendapat kesimpulan bahwa rumah yang akan dibangun 10 (sepuluh) unit dengan seharian penuh bekerja secara gotong royong setelah beberapa hari kemudian rumah selesai dibangun setelah dihitung yang tadinya direncanakan sepuluh ternyata setelah selesai menjadi 11 (sebelas) berarti lebih satu dari hasil musyawarah/perjanjian yang sudah ditetapkan. Kemudian hari berikutnya sesuai perkembangan penduduk dimulai lagi perjanjian untuk membangun rumah kembali dengan tetap 10(sepuluh) Unit namun nyatanya setelah selesai yang terjadi seperti semula ,juga tetap lebih satu tanpa  ada unsur  kesengajaan demikian selanjutnya sampai ke 3 (tiga) kali dan tetap yang terjadi seperti yang 1(pertama) dan  yang ke 2 (dua) akhirnya Mahodum Pangulu Bosar berkesimpulan Memberikan Nama Huta/Kampung itu dengan DJADJILOBI  itulah asal muasal nama Luhat Djandjilobi (janji yang lebih).
Kampung/ Huta Tanjung Botung dengan Batang Bulu adalah perkembangan Huta Djandjilobi yang masih disebut huta pagarannya artinya Djandjilobi, Tanjung Botung dan Batang Bulu adalah huta turunan Mahodum Pangulu Bosar kemudian meluas mulai dari Pinggiran Aek Galanggang, Banjar Radja, Banjar Kubur, Dolok Binubu Bulu Sonik  sampai ke daerah Sosa  dengan menempatkan masing masing turunannya sekaligus si Pukka Huta (pembuka Kampung) dan keseluruhannya menjadikan Luhat Djandjilobi, dan berseberangan jalan dengan Luhat Hasahatan dengan masing masing Luhat dibawah pemerintahan KURIA yaitu Patuan Soripada.

Dimasa masa hidupnya Mahodum Pangulu Bosar memelihara seekor Gajah warna putih Legenda  Gajah Putih adalah sebagai lambang kebesaran Raja-raja pada masa itu Gajah ini binatang kesayangannya dengan gajah ini dia dapat melihat lihat seluruh luhatnya.
Pada Tahun 1617 ketika diakhir hayatnya Mahodum Pangulu Bosar saat diberangkatkan menuju tempat peristirahatannya menuju pemakaman tidak satupun yang dapat mengangkat keranda tempat beliau disemayamkan  bahkan bersatu secara ramai ramai pun tidak dapat diangkat kemudian berkat dengan kedatangan  seekor gajah putihnya mengaitkan belalainya kearah keranda baru kemudian kerandapun dapat diangkat.,- Dengan perjalanan sang Gajah Putih seluruh masyarakat mengikutinya dari belakang kemanapun arah  Gajah itu pergi, diakhir perjalanan itu sampailah di Dolok Binubu Padang Luar tempat dia menerbangkan ayam putih yang hinggap di Luhat yang merupakan awal dibukanya Huta Djadjilobi. Di Dolok inilah Mahodum Pangulu Bosar disemayamkan hingga sekarang.

Catatan : Untuk menjaga hal hal yang tidak diinginkan, Legenda ini ditulis secara ringkas dan terbatas, mengenai cerita yang mengadung aktivitas diluar batas manusia atau kejadian kejadian yang aneh semasa hidup Mahodum Pangulu Bosar  tidak ditampilkan.

SIBUHUAN.   Di dalam satu luhat, umumnya terdapat banyak huta yang bestatus pagaran salah satunya adalah Sibuhuan, sibuhuan ini adalah bekas huta pagaran antara Luhat Djandjilobi dan Luhat Hasahatan kemudian daerah ini berkembang dari masa kemasa sejalan perkembangan penduduk atas kedua luhat ini, sehingga Terlepas dari sejarah pembentukan luhat tersebut secara perlahan kepadatan penduduk berimbas ke arah Sibuhuan. Karena marga Hasibuan mempunyai versi yang cukup kompleks bila dihubungkan dengan Siradja hasibuan dari Sigaol Toba dan Si Opat Pusoran.
Semasa zaman Luhat daerah ini masih dihuni sesama etnis turunnanya Sehingga bila orang dari luar luhat berkunjung ke daerah ini orang selalu mengatakan hutani si Hasibuan  sehingga daerah ini disebut SIBUHUAN. Namun demikian ini cukup diyakini saja dan tidak perlu pembahasan yag berkelanjutan karena ini bagian dari legenda sejarah Luhat.
Dari uraian ringkas di atas menggambarkan, bahwa Sibuhuan jelas adalah merupakan sebuah luhat Etnis Asli Batak  di Tapanuli Selatan Sumatera Utara, mempunyai adat istiadat dan budaya yang tidak bisa dipungkiri . meskipun di seluruh penduduk Tapanuli Selatan  berbeda etnis namun  dalam adat istiadat dan budayanya tidak jauh beda bahkan cenderung banyak  persamaan, disamping itu  karena didasari agama yang begitu kental sehingga adat istiadat itu sedikit demi sedikit tertinggal,  ini bagian dari sekedar bukti saja, contoh misal bahwa keberadaan Mora maupun Bagian anak boru dan Pisang Raut yang berasal dari Angkola  maupun Mandailing masih selalu enggan dikatakan Batak karena rata rata pada umumnya dengan marga seperti Harahap, Nasution dan Siregar merupakan marga Asli Angkola dan Mandailing sedangkan Marga diluar itu sebagian besar berpendapat adalah Etnis Pendatang di Tapanuli Selatan percaya atau tidak silakan pelajari lebih mendalam dan ingat ini tidak perlu dipertentangkan dan yang terpenting syukuri dengan keberadaan kita sekarang.

Referensi :
-        Pusaka  Stamboom Marga Hasibuan
-        Sejarah Kesultanan Aru Barumun
-        Sejarah Kesultanan Malaka
-        Buku Mangharaja Onggang Parlindungan.
-        Informasi Barisan Kahanggi di Hatobangon

Mauliate tu sude Maradu Kahanggi, Mora, Anak Boru dan Pisang Raut.
By Ramhasbi
Ramlan Hasibuan Djadjilobi
 
















      

32 komentar:

  1. Ass.W.W.
    Setahu saya, Ompu Sende Tua adalah keturunan dari Huta Toruan dari putranya Si Lumban Tobing.
    Bukan dari keturunannya Guru Mardjalang.
    Silsilah Djandjilobi versi Oppung kami (Batara Imom ayahnya Syaripudin Hasibuan dari Tanjung Purbatua) adalah yang langsung berasal dari Sigaol Toba (Guru Mardjalang) dan tidak sesuai dengan legenda yang ada.
    Kami memiliki silsilah mulai dari Sutan Muda Janji Lobi sampai sekarang (11 generasi)dan anehnya keturunan dari Batangbulu inilah yang kembali lagi ke Djandji Lobi karena disana punah.
    Mohon untuk bergabug di Hasibuan Online melalui facebook dan juga buka websitenya Hasibuan toba.
    Terima kasih dan maaf.

    Edy H.Hs.
    (Radja Hamonangan dari Tanjung Purba Tua Palas)

    BalasHapus
  2. Pak ramlan hsb, sy zulkifli hsb( 085359792861) kab.deli serdang lbk pakam, mau minta tlng tt marga hsb botung : opung ayah sy nma=bgd.mursyid hsb(merantau ke kisaran kab.asahan desa durian) dan adiknya=opung bgd.menanti ali atau bgd.ali tinggal dikampung mrka di gunung baringin: pertanyaannya dimana sebenarnya kampung gunung baringin itu? Dulu kami tanya kakak ayah sy semasa hidupnya yg pernah ke gunung baringin katanya dipenyabungan tetapi kami selidiki kesana melalui teman mereka katakan tdk ada raja hsb disana yg kampungnya pakai pakai pagar/bts bambu botung,melalui blog ini saya minta tlng kpd pak ramlan utk mencari tau kampung gunung baringin itu, pd sy saat ini ada 3 jenis benda pusaka brpa= pedang,tombak & pisau yg gagangnya gambar burung secara gaib meminta utk mencari para kahanggi2, utk itulah sy mski blog bapak ini, demikian tks.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ijin appara menurut keteranggan appara itu. Yg di maksutnya agak rabun rabun. Cuman saya bisa kasi sekedar impo.

      Hapus
    2. Desa yg di maksud appara. 1. Gunung Baringin Itu di sosa Lama Berbatas sama Desa Tjg.Botung. dan 2. Desa Tanjung Baringin. Berbatas sama Desa Ht. Raja tinggi dan Beberapa desa lainnya yg Mana Letak Desanya itu Di Daerah Pasar Panyabugan kec. Hutaraja tinggi kab. Palas.

      Hapus
  3. Data yg benar yg dibuat Sutan Bosar kepala Luhat Hasahatan tgl 31 des 1931 Ompu soduguron anaknya ada 4(Empat)1.OMPU LUMINDAK(keParinggonan)2.Ompu Turanggol (keMalanti)3.Ompu Bangun (ke Sosa) 4.OMPU SENDE (Batang Hasahatan) Kemudian Ompu Sende Punya anak 1(satu)Org-OMPU SILINDUNG=punya anak 2(dua) Orang. (1).Ompu Niparas (2).OMPU SUHATAON ke HURISTAK
    I.Ompu NIPARAS=Ompu ni BANGUN=OMPU LEMPANG=MANGARAJA BATANG TARIS=MANGARAJA LELO=SUTAN BANGUN=DATUK MANGGOYANG=SUYAN BARUMUN=SUTAN BANGUN=SUTAN BARUMUN=SUTAN BANGUN/DJA ANDO PORANG=SUTAN PANUSUNAN=BAGINDA NALOBI=T.OM.PH(tdk terbaca) dst.YANG JADI RAJA DI HASAHATAN (MEMBAWAHI LEPALA LUHAT HASAHATAN DAN DJANJI LOBI)

    II.OMPU SUHATAON=SUTAN GADUNG MULIA=JANGAMALENGKUNG=MANGARAJA LELA=KALI UMAR=SUTAN PALAON=PATUAN BARUMUN YANG JADI RAJA DI HURISTAK (SESUAI BESULIET PENGAKUAN PEMERINTAH BELANDA) (MEMBAWAHI KEPALA LUHAT HURISTAK,UJUNG BATU,SIMANGAMBAT,UNTE RUDANG)

    RAJA2 YANG PERNAH DAN DIAKUI BELANDA (ADA sk) YG ADA DI PADANG LAWAS ADALAH ;1.RAJA HURISTAK 2.RAJA PORTIBI 3.RAJA HAJORAN SEDANGKAN LUHAT (SETINGKAT KECAMATAN)YG DIBENTUK BELANDA 1.PARINGGONAN 2.HURISTAK 3.UNTE RUDANG 4.HAJORAN 5.PORTIBI 6.BATU GANA 7.GUNUNG TUA PASAR 8.PAMUNTARAN 9.DJANJI LOBI 10,UJUNG BATU 11.SIMANGAMBAT

    Demikianlah koreksi ini sesuai dokumen asli ada pada kami guna diadakan pelurusan sejarah Raja2 di Padang Lawas tks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semakin mencari yang terbaik demi kemajuan keturunan masa depan

      Hapus
    2. Mohon tulisan ini disimpan dgn aman karena banyak saudara2 kita dari batak toba senang sekali membuat sejarah marga2 menurut versi mereka sehingga marga2 dari kalsel dan mandailing seolah olah semuanya berasal dari samosir. Padahal Tapsel dan Mandailing lebih dulu dikenal international karena sudah memiliki kerajaan sejak abad 11.

      Hapus
    3. https://facebook.com/kerajaanhuristak/ (jgn lupa di like ya,trims)

      Hapus
  4. nice info :D

    http://itsibuhuan.blogspot.com/

    http://sibuhuan.com/

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Trimakasih atas infonya, krna pngtahuan saya mngnai marga saya jdi brtambah, Trims Pak Ramlan

    BalasHapus
  7. horas...salam kenal kahang,...kata oppung sy bahwa kami adalah hasibuan dari hutabaru pasanggrahan di hulu sungai bilah tepatnya di kecam,atan sipirok pardolok hole tapanuli selatan berbatasan dengan Taput...bisakah kahang menguraikan sejarah hasibuan yang berasal dari sini,..sekarang kami tinggal di labuhanbatu (utara), dan dalam sejarah hasibuan kami tidak ada oppung kami menyebutkan bahwa kami datang dari daerah barumun apalagi sibuhuan,..terimakasih...menurut ceritaa oppung kami bahwa moyang kami yang masuk islam bernama Japulo yang sebelumnya menganut agama sipelbegu,..yang merantau ke hilir sungai bilah dari hulu tepatnya di hutabaru parsanggaran.

    BalasHapus
  8. Assalam wrwb, salam kenal. Saya ingin menanyakan silsilah tentang hasibuan botung. Saya adalah salah satu dari garis keturunan hsb botung. Salah satu ompung kami terdahulu bernama Jaulu Balang tinggal di Hasahatan. Orang tua ompung saya dulu tinggal di Parimggonan. Sedangkan Ompung saya sendiri bernama Janauli/ Jasolim dengan gelar Mangaraja Hulubalang tinggal di sibuhuan. Dari ompung saya tersebut mengatakan kami adalah Hasibuan Harean keturunan dari Hutagalung. Bisakah dibantu jika ada silsilah mengenai Hasibuan harean? Terima kasih

    BalasHapus
  9. assalamu'alaykum wr. wb.
    om ramlan..atau sesepuh hasibuan disini..sy mohon bantuannya..pabila ada info/keterangan mengenai silsilah hasibuan dari kab. batu bara - sumut..kiranya bisa di-share disini..krn sy ingin mengetahui silsilah hasibuan sy..yg mana ayah sy lahir di kab. batu bara - sumut..
    terima kasih bnyk..
    wassalam..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baginda ali Di Huta Raja, gunu baringin huta pugaran.

      Hapus
    2. Kita ada pada Turunan Sutan Naparas, nengikuti distrik belanda distrik ujung batu. Mengikuti adat kita wilayat Huta Raja Lamo.

      Hapus
  10. Sauqi Coker Gunung Baringin Ada disosa padanglawas Huta Turunan Baginda parlaunagn, baginda narittop, H Jappar,

    BalasHapus
  11. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  12. Assalamualaikum wr wb, Saya keturunan Mgr. Harang Bosar di Lobu Sibangun bangun, minta info masukny hasibuan ke Desa HANDIO Sosa Julu, trims,

    BalasHapus
  13. Assalamualaikum wr wb, Saya keturunan Mgr. Harang Bosar di Lobu Sibangun bangun, minta info masukny hasibuan ke Desa HANDIO Sosa Julu, trims,

    BalasHapus
  14. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  15. Sikit pun tidak data rujukan.
    Seperti dongeng sebelum tidur.
    Kuria dalam dongeng di atas adalah nama jabatan pemberian kolonial belanda kepada pimpinan masyarakat setingkat kelurahan.
    Pertanyaannya:Belanda masuk sibuhuan tahun keberapa? Tahun 1600n???.
    Banyakin baca bung!!!

    BalasHapus
  16. ayahku bernama mahodum hasibuan
    opung ku bernama sutan modum gelarnya rajo naning hasibuan botung..

    BalasHapus
  17. Ass...Sattabi.. Au.Mhd.Payungan Hasibuan, gelar:Sutan Raja Dugu, Sian Luhat Mondang/OnderDistricMondang of Padang lawas,acc.ResidentOfSibolga 1936 ,keturunan ke-14 sian Ompun Bangun/Ompu Bangunna... Mudah - mudahan sude komentar ni maradu kahanggi mambahen ita satu, perbedaan pendapat tola sajo manandohon ita peduli tu sejarah.

    BalasHapus
  18. Assalm'alaikm,
    Mohon infonya uda ramlan hasibuan. Sya ingin tahu, mnrut crta keluarga, ayah dri kakek sya bernama yunus hasibuan berasal dari tanjung botung merantau ke kotapinang. Sya baca di nisannya dia anak dri mara laun/mara laut. Dulu crtanya dia msh sering pulang utk ziarah saja. 1 x setahun. Mukin kah msh ada tetua y msh hdup y mengenalnya.

    BalasHapus
  19. saya keturunan hasibuan botung sion sutan baginda raja yang merantau ke Tambusai (tobat)

    BalasHapus
  20. Horas bapak uda
    Mohon petunjuk saya keturunan hasibuan keberapa iya dan penjelasan terperinci
    Kejelasan dari udak dan nenek saya perempuan bahwa oppung saya alm hamlan hasibuan dan ayah saya alm zulfan hasibuan

    BalasHapus
  21. Horas bapak uda
    Mohon petunjuk saya keturunan hasibuan keberapa iya dan penjelasan terperinci
    Kejelasan dari udak dan nenek saya perempuan bahwa oppung saya alm hamlan hasibuan dan ayah saya alm zulfan hasibuan

    BalasHapus
  22. Assalamualaikum, marsapa jolo tu akka oppung, udak dohot ABG.. au ROMA PERA PARLAUNGAN HASIBUAN, MANGARAJA ENDAR MUDA DI HASAHATAN ORANG TUA NI OPPUNG KU SUTAN BARINGIN (PAET),AU GET MARSAPA BETTAK ADONG KOUM DISON.. DOHOT GET MANJALAKI INFORMASI STAMBUK NA ASLI SIAN POPARAN NI MANGARAJA LOKSA HASIBUAN
    MOHON MAAF APABILA ADONG PERKATAAN NA SALAH HARANA AU BAYA NAMANJALKI INFORMASI SOALNA ON AMANAH NI SIAN AYHKU ALMARHUM AWALUDDIN HASIBUAN ASO MANJALAKI POPARAN SIAN OPPUNG KU

    BalasHapus
  23. Marsapa jolo koum.. Kalau hasibuan yang di luat gading kec. Barumun tengah skrg sudah mekar menjadi kec. Barumun barat asal dari mana ya?

    BalasHapus
  24. as,.nama kampung saya desa gunung baringin sosa,nama, stn jolak bin bgd raja bin stn panusuna bin japinayungan.saudara jappinayungan ada 2,tongku tuo dan jappar,tapi kata orang tua saya dulu yg nama jappar berangkat ke daerah kisaran,daerah disini dibilang daerah tano doli,sampai sekarang tak dapat kabar,.cuman cerita orangtua saya ,orangnya ini orang alim ilmu agamanya tinggi,.manatau ada turunannya 0821667770000

    BalasHapus